10 Pemain Bintang Liga Premier Ini tak Pernah Memenangkan Gelar Juara

INSPIRASI TIME - Liga Premier Inggris merupakan salah satu liga sepakbola yang paling kompetitif di dunia. Banyak pemain dengan talenta luar biasa, baik dari dalam maupun luar negeri yang berbondong-bondong untuk turut meramaikan persaingan.



Ketatnya kompetisi di klasemen liga berbanding lurus dengan persaingan di lapangan hijau. Para pemain saling berebut untuk menjadi pencetak gol terbanyak dan pemain terbaik. Sementara di internal tim, para pemain harus berkompetisi dengan rekan setimnya untuk mengisi satu slot posisi di lapangan.

Persaingan yang keras baik di level eksternal maupun internal tim membuat para pemain bekerja ekstra keras untuk menjamin prestasi baik sebagai individu maupun tim. Meski begitu, kerja keras mereka tak lantas terbayar lunas. Sebagian di antaranya justru tak pernah merasakan satu gelar pun.

Berikut daftar 10 pemain bintang di Liga Premier Inggris yang tak pernah memenangkan satu pun gelar juara.

1. Trevor Sinclair


Pemain yang memiliki nama lengkap Trevor Lloyd Sinclair ini merupakan salah satu pemain berbakat yang pernah dimiliki tim nasional Inggris. Selama 20 tahun berkarier sebagai pesepak bola, dia mencatatkan 559 penampilan dengan 74 gol. Jumlah yang fantastis untuk seorang pemain sayap.

Pada periode tahun 1997 - 2003, winger yang lahir pada tanggal 2 Maret 1973 mencapai masa keemasannya. Ketika itu, Sinclair membela West Ham United. Di level timnas, Sinclair sukses mengemas 12 caps. Termasuk empat caps pada ajang Piala Dunia 2002 di Korea dan Jepang. Meski memiliki rekor gemilang, dia tak pernah memenangkan satu gelar pun.

2. Kieron Dyer


Pemilik 33 caps timnas Inggris ini memang diakui banyak kolega maupun pelatih sebagai pemain gelandang yang hebat. Meski begitu, di Liga Premier Inggris, Kieron Dyer tak bisa membawa timnya lebih tinggi dari peringkat ke-3 klasemen akhir.

Bahkan pemain kelahiran 29 December 1978 itu tak pernah bermain di partai final ajang apapun. Masa terbaiknya adalah pada periode tahun 1999 - 2007 ketika ia berseragam Newcastle United. Di sana, ia sukses membukukan 190 penampilan dengan 23 gol.

Hal tersebut jelas mencoreng aksi hebatnya di lapangan, mengingat talenta yang dimilikinya. Penyebab kegagalan Dyer adalah kondisi fisiknya yang rentan cedera. Secara singkat, Dyer tidak pernah memenangkan piala atau penghargaan individual apapun. Kariernya secara garis besar merupakan sebuah ironi pada olahraga sepakbola modern.

3. Danny Rose


Setelah terpilih sebagai bek kiri terbaik di Liga Primer musim 2016/2017 lalu, Danny Rose dengan jelas percaya, bahwa ia layak mendapat lebih dari medali runner-up dari final Piala Liga. Sebagai bek kiri, pemain kelahiran Doncaster, 2 Juli 1990 ini mencatat rekor impresif. Di level klub ia telah tampil sebanyak 169 kali dengan sembilan gol. Sementara di level timnas, dia mencatat 14 caps.

Rose sebetulnya telah berusaha sekuat tenaga untuk pindah klub dari Tottenham Hotspurs ke klub yang bisa lebih menjamin prestasi. Meski begitu, upayanya untuk segera berganti kostum terganggu dengan cedera dan sikap manajer klub yang berniat untuk tetap mempertahankan Rose dalam tim.

Bagaimanapun, tak seorang pun ingin berada di kapal yang sama dengan Sinclair maupun Dyer. Status Rose yang saat ini masih aktif bermain, tidak mustahil baginya untuk meraih gelar di masa mendatang.

4. Leighton Baines


Leighton Baines hampir saja bergabung dengan Manchester United dari Everton pada tahun 2013 lalu. Seandainya bek kiri kelahiran 11 Desember 1984 itu jadi dijual, dia akan merayakannya bergabung bersama Marouane Fellaini yang hijrah lebih dahulu ke Old Trafford (kandang MU).

Baines, sebenarnya nyaris menggondol gelar Piala FA dan Piala Liga. Namun semuanya berantakan. Sebelum bergabung dengan Everton, Baines membela Wigan Athletic. Pada final Piala Liga tahun 2006, Wigan dikalahkan oleh Manchester United.

Kemudian pada tahun 2009, saat Baines sudah bergabung dengan Everton, lagi-lagi dia harus merelakan gelar juara Piala FA kepada Chelsea setelah takluk di partai final.

Meski begitu, pencetak 30 caps dan satu gol di timnas Inggris ini tetap optimis mampu meraih gelar sebelum pensiun. Hanya saja, waktu sama sekali tidak berada di pihaknya. Baines saat ini telah berusia 33 tahun dan masih aktif bermain untuk Everton FC.

5. Dele Alli


Ini bukan jenis daftar pemain yang disebut-sebut sebagai target Rp1,8 triliun bagi Real Madrid dan Barcelona. Namun di sini, Dele Alli sedang mencari piala pertamanya.

Seperti Rose, Alli telah dua kali terpilih di starting XI terbaik Liga Premier oleh rekan-rekannya. Oleh sebab itu, klub Alli saat ini, Tottenham, bersikeras mempertahankan aset terbaik mereka. Meski demikian, telah terjadi pembicaraan serius antara Alli dan manajemen.

Bahkan pemuda kelahiran 11 April 1996 itu telah mengganti agennya demi memuluskan jalannya untuk segera ganti kostum pada musim depan.

Alli saat ini masih berusia 21 tahun. Pemain yang mencatat debut profesional bersama MK Dons itu telah tampil sebanyak 171 kali di Liga Premier dengan 55 gol. Di level timnas, Alli mengemas rekor 22 caps dan dua gol.Di usia yang masih muda, Alli memiliki rentang waktu yang cukup untuk mengisi rak prestasinya dengan trofi juara.

6. Jermain Defoe


Jermain Defoe merupakan penyerang tersubur ke-6 di Liga Premier Inggris. Artinya, hanya ada enam pemain yang mampu mencetak lebih banyak gol darinya. Namun, hanya Defoe yang belum mengoleksi gelar juara.

Pada pertengahan musim 2007/2008 lalu, Defoe angkat kaki dari Tottenham menuju Portsmouth. Di akhir musim, Tottenham berhasil menjadi juara Piala Liga. Padahal, striker yang lahir pada 7 Oktober 1982 ini turut mengantar Tottenham melaju ke babak-babak selanjutnya.

Setahun kemudian dia kembali ke Tottenham. Tottenham kembali masuk ke babak final Piala Liga. Namun sayang, Defoe cedera dan Tottenham kalah. Rekor Jermain Defoe di Liga Premier adalah 551 penampilan dengan 201 gol. Ketika masih aktif membela timnas Inggris, Defoe mencetak 57 caps serta 20 gol. Saat ini Defoe bergabung dengan Bournemouth.

7. Roberto Firmino


Publik sepak bola dunia memang pernah bertanya-tanya tentang keputusan Liverpool memboyong Roberto Firmino dari Hoffenheim ke Anfield (Kandang Liverpool). Pasalnya, dengan banderol yang senilai Rp549 miliar, striker asal Brasil kelahiran 2 October 1991 itu belum memenangi apa pun. Jadi seberapa bagus dia? 

Sekarang, Firmino benar-benar telah membuktikan diri dan pantas mendapatkan banderol sebesar itu, setelah mencetak 34 gol di 93 pertandingan Liga Premier. Di level timnas Brasil, catatan Firmino terbilang cukup baik. Dari 16 caps bersama tim Samba Brasil, dia telah menyarangkan lima gol.

Usia Firmino sendiri tergolong masih muda yakni 26 tahun. Dengan kondisi fisik yang prima, bukan hal yang tak mungkin Firmino mampu meraih gelar juara.

8. Stan Collymore


Ada banyak pendukung Nottingham Forest dan Liverpool yang bisa berbicara panjang lebar mengenai bakat alami Stan Collymore. Penyerang kelahiran 22 January 1971 itu memang termasuk striker haus gol. Dia mengukuhkan 252 penampilan di Liga Premier dengan 99 gol serta tiga caps dengan timnas Inggris. Meski begitu, Collymore belum pernah mengangkat trofi juara.

Collymore setidaknya pernah mencapai satu final besar saat membela Liverpool. Tapi, ia hanya bertahan 74 menit di partai puncak FA Cup edisi 1996. Ketika itu, ia harus menyaksikan Eric Cantona mencetak gol kemenangan untuk Manchester United. 

Ironisnya lagi, Collymore tampaknya sudah dekat dengan Manchester United pada musim sebelumnya. Hanya saja, Sir Alex Ferguson, pelatih MU ketika itu, lebih memilih Andy Cole. Hasilnya, Cole menyumbang lima trofi Liga Primer, satu Liga Champions dan dua Piala FA. Aduh!

9. Matt Le Tissier


Southampton dulu pernah memiliki duet penyerang yang cukup disegani. Mereka adalah Matt Le Tissier dan Alan Shearer. Pada tahun 1992, mereka tertunduk lesu. Pasalnya, Southampton kalah di partai final dari Nottingham Forest pada ajang Full Members Cup.

Bagi Le Tissier dan Shearer, mereka sudah pasti membicarakan bagaimana kesempatan akan datang lagi. Bagi Shearer, juara Liga Premier berhasil diklaim bersama Newcastle United tiga tahun kemudian. Sementara di sisi lain, Le Tissier tak mampu membawa timnya lebih tinggi dari peringkat tujuh klasemen akhir.

Sebagai seorang gelandang serang, Le Tissier mencatatkan 461 penampilan di Liga Premier dengan 164 kali menyarangkan bola ke gawang lawan. Dia pun mengemas delapan caps bersama timnas Inggris. Le Tissier memang pemain yang brilian.

10. Harry Kane


"Saya tidak melihat adanya alasan mengapa dia tidak tinggal di sana (Tottenham Hotspurs) selama sisa karirnya?" kata Matt Le Tissier saat ditanya Sky Sports tentang Harry Kane. Tapi, dunia sepak bola selalu bergeser dari satu kaki ke kaki lain dan bertanya-tanya, kapan pencetak gol hebat dan besar ini mungkin ingin memenangkan beberapa piala dan bukannya pernak-pernik individual.

"Jika dia memiliki ambisi untuk meraih piala, maka dia harus meninggalkan Spurs. Jika dia tidak merasa berambisi untuk itu, tapi menginginkan pengakuan dan stabilitas, dia akan tetap tinggal di Spurs," kata mantan bos Tottenham Andre Villas-Boas kepada BBC Sport.

Kane masih baru 24 tahun. Dia sudah memiliki 196 penampilan dengan 116 gol di Liga Premier. Catatannya bersama The Three Lions (Julukan timnas Inggris) pun cukup mentereng. Kane mencetak 23 caps dan berhasil membukukan 12 gol. Dia mungkin satu-satunya pemain kelas dunia Inggris.

"Saya selalu mengatakan bahwa piala tim adalah apa yang ingin saya capai," kata Kane kepada The Guardian. "Bagi saya, ini tentang memenangkan piala, dan itu selalu menjadi tujuan."

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.